2024, Tahun Emas Industri Tekstil
2024, Tahun Emas Industri Tekstil
Mendekati hari pemilu tanggal 14 Februari 2024, menciptakan banyak peluang dan momentum bagi pengusaha bisnis untuk meningkatkan penjualan. Beberapa pengusaha yang berfokus dalam bidang branding seperti kalender, konveksi pakaian, spanduk, bendera dan sebagainya, seharusnya sudah menikmati keuntungan yang didapat dari momentum Pemilu 2024. Berbeda dengan tahun 2019 yang memang menguntungkan sebagian pengusaha bisnis, pemilu tahun 2024 ini masih memiliki pertanyaan besar terhadap momentum yang tercipta.
Perbedaan tersebut berada dalam hasil penjualan para pengusaha dalam menjual atribut kampanye. Namun, musim Pemilu 2024 seharusnya mendatangkan banyaknya pesanan dan berhasil meningkatkan penjualan para pengusaha terkait. Beberapa hal yang harus diperhatikan juga adalah prospek tahun 2024, terutama jika melihat tahun lalu saat industri tekstil mengalami kemerosotan. Tahun 2023 merupakan turunnya pendapatan industri tekstil secara keseluruhan, dimana hal tersebut menyebabkan banyaknya buruh yang di PHK, serta gangguan dari barang impor ilegal yang membuat nilai dari industri tekstil Indonesia menjadi turun.
Salah satu pengusaha konveksi di daerah Kabupaten Bandung, Bapak Arya, mengeluhkan bahwa impor ilegal menyebabkan turunnya pemasukan hasil penjualan bisnisnya.
“Semua gara gara produk impor yang masuk secara ilegal, ngebuat pasar jatuh dan masyarakat beralih ke barang-barang impor. Padahal saya tau kalo produk impor itu juga beberapa ada yang dibuat di Bandung dan di Majalaya“ Ucap Bapak Arya (3/2/2024)
Hal tersebut menciptakan sebuah desakan bagi pemerintah pusat untuk menciptakan sebuah program baru untuk meningkatkan cakupan industri tekstil dan mempertahankan perekonomian Indonesia.
Pemerintah melalui Kemenperin akan membantu dalam menaikan kembali industri tekstil pada tahun 2024 dengan bantuan dana hingga 52 Miliar Rupiah. Bantuan yang direncanakan ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk restrukturisasi mesin industri tekstil produk tekstil (TPT). Program tersebut dilakukan dengan harapan adanya peningkatan nilai produksi dari hulu ke hilir yang meliputi produktivitas, tenaga kerja, penanganan impor, hingga peningkatan kegiatan ekspor.
Program ini juga didasari dari banyaknya rantai pemutusan tenaga kerja atau PHK yang berdampak terhadap para buruh. Selain itu, program ini diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja baru yang lebih kompeten. Maka dari itu, tahun 2024 ini merupakan tahun emasnya industri tekstil ditambah dengan adanya momentum Pemilu 2024 yang membuat banyak sekali momentum yang dapat diambil oleh pengusaha bisnis skala besar dan skala kecil, hingga industri pabrik tekstil itu sendiri. Sistem digital dan modern juga akan mempengaruhi bagaimana momentum tersebut dimanfaatkan.
Perkembangan zaman yang semakin canggih, sistem digital yang semakin modern juga ikut serta dalam menggapai konsumen hingga pengusaha dalam memanfaatkan momentum emas yang tercipta pada tahun 2024. Maka dari itu, sistem digital dan modern akan menjadi kunci bagaimana perolehan keuntungan didapat. Poolapack hadir dalam menjawab dan menjembatani proses tersebut dengan cara menghubungkan pengusaha bisnis hingga Industri pabrik dengan tujuan menciptakan sistem marketplace B2B digital yang cepat, modern dan juga bermanfaat.
Membawakan tagline #DariPabrikHargaPabrik, Poolapack hadir sebagai online marketplace satu-satunya yang menghubungkan industri tekstil dengan pengusaha bisnis dalam menjual kain dengan harga bersaing yang linear atau lebih murah dengan harga pabrik. Dengan sistem Group Buying dan Tiered Pricing, Poolapack memudahkan bagi para pengusaha bisnis yang sudah berjalan maupun yang baru memulai usaha dalam mengembangkan perencanaan bisnis mereka dengan sistem yang cepat, modern, dan juga berkembang.