Persaingan Tekstil Global: Digitalisasi Dapat Mengubah Indonesia?
Persaingan Tekstil Global: Digitalisasi Dapat Mengubah Indonesia?
Industri tekstil menjadi salah satu aspek penting dalam memenuhi kebutuhan sandang manusia. Laporan dari Grand View Research Inc menyebutkan bahwa pasar tekstil global di tahun 2030 akan mencapai $1.420,3 miliar. Hal ini mempengaruhi persaingan tekstil global yang semakin meningkat.
China menjadi negara peringkat pertama dalam persaingan tekstil global sebagai “Global Leader” dan menguasai lebih dari 50% produksi tekstil dunia di tahun 2014. Bagaimana dengan Indonesia? Mengutip laporan perdagangan Internasional geeksforgeeks, berikut adalah tiga negara yang berhasil menjadi sepuluh besar pengekspor tekstil tertinggi.
1. China
China menjadi negara favorit untuk ekspor dan impor tekstil karena biaya produksi yang rendah serta ketersediaan bahan baku yang berkualitas tinggi merupakan alasan China menjadi salah satu negara yang paling disukai untuk mengimpor tekstil. Nilai ekspor tekstil cina melebihi US$303 miliar atau sekitar 32,2% pada tahun 2022 dan tetap stabil.
Baca juga: Masalah Impor Tekstil, Kemendag Atur Bea Masuk Produk Tekstil
2. Bangladesh
Bangladesh berhasil menjadi negara peringkat keempat dan menjadi salah satu pesaing terkemuka di Industri tekstil Global. Negara tersebut memiliki keunggulan yang terletak pada biaya tenaga kerja yang rendah dan didukung oleh jumlah tenaga kerja yang besar. Oleh karena itu, industri tekstil di negara ini berfokus pada pesanan dalam jumlah besar.
3. Indonesia
Indonesia memiliki tenaga kerja dan sumber daya alam yang melimpah, serta inovasi dan modernisasi yang tinggi. Saat ini Indonesia menduduki peringkat terakhir dari 10 negara dengan ekspor tekstil terbesar di dunia tahun 2023. Lemahnya efisiensi dan produktivitas pabrik, menjadi alasan negara Indonesia kesulitan bersaing dengan negara-negara lainnya.
Untuk mengatasi rendahnya efisiensi dan produktivitas industri tekstil di Indonesia, Poolapack sebagai e-commerce tekstil hadir dengan solusi transformasi digital agar ekonomi Indonesia semakin maju. Dengan digitalisasi, Poolapack berusaha menekan biaya operasional produksi, sehingga konsumen bisa membeli barang langsung dari pabrik dengan harga yang lebih murah.
Baca juga: Impor Produk Meningkat, Matinya Industri Tanah Air?